Pertama kita akan bahas masalah umum pada pakan. Sebelumnya tentu anda tahu alat
yang bekerja maju undur berbentuk seperti gunting. Yap itu dia Upper Cutter. Upper
cutter adalah alat yang memiliki prinsip kerja seperti gunting yang memiliki
titik tumpu di tengah (kuasa-titik tumpu-beban) peralatan ini berfungsi untuk
memotong benang pakan pada saat cop change saja, sedangkan ujung benang lama
dipegang oleh end cutter.
Pada saat proses pembuatan kain benang pakan terus meluncur tanpa
dipotong. Saat benang pakan hampir habis, sensor lampu mendekati kleting
kosong, sehingga akan menggerakan tuas yang dihubungkan dengan cop change.
Ujung benang pakan lama ditahan oleh end cutter, ketika teropong
sudah berganti (change) maka teropong dengan palet akan meluncur, sedangkan
ujung benang pakan lama dan ujung benang pakan baru akan dipotong ole hipper
cutter. Upper cutter gerakannya maju mundur diatur oleh cam di tapet shaft
(poros pukulan).
Proses pergantian palet (cop change) dimulai dari pendeteksian
sensor terhadap keberadaan benang pakan. Jika dalam kleting ada benang pakan
maka sensor tidak akan sampai ke receiver karena terhalang oleh benang. JIka
tidak ada benang pakan maka sensor akan sampai ke receiver, sehingga sensor
akan memerintahkan tuas powel untuk
bergerak menggerakkan tuas cop change, palet pun akan diganti.
Masalahnya jika ada benang pakan yang tersangkut masuk ke lubang
kleting, maka sensor akan mendeteksi keberadaan benang pakan, padahal benang
sudah habis, akibatnya akan terjadi pakan
kosong.
Tidak lengkap rasanya jika pakan tidak disandingkan dengan lusi.
Coba kita bahas masalah umum pada lusi. Bagaimana jika mesin tidak berhenti
karena dropper tidak menerima indikasi putus lusi? kebanyakan pekerja baru
menyadari ketika cacat sudah berulang beberapa cm. Cara menanganinya adalah mesin di non
aktifkan, lalu pakan ditiras menggunakan sisir sampai titik awal lusi tidak
teranyam. Pakan yang terjepit oleh ring temple sulit ditiras sehingga perlu
melonggarkan bagian penggulungan lalu mengencangkan bagian penguluran sehingga
kain akan semakin mendekati sisir (mundur).
Lusi tak teranyam
disebabkan oleh dropper yang turun (Karena tidak tegang) akan tetapi otomatis
tidak peka, yang kedua dapat juga disebabkan oleh fly waste diantara gun dan
sisir, sehingga mulut lusi dari beberapa benang tidak terbentuk. Pada saat
shuttle masuk ke mulut lusi , ada lusi yang tidak membentuk mulut lusi sehingga
benang lusi tidak teranyam.
Jika pakan dan lusi sudah menjadi kain,
maka akan digulung pada beam kain. Istlah yang biasa kita gunakan pada proses
ini adalah Take-up. Masalah yang berhubungan dengan Take-up biasanya
gulungan
kain yang miring. Hal ini berkaitan dengan Spring. Spring terdapat di bagian kanan dan kiri berfungsi untuk mengatur
gerakan taking up atau penggulungan. Bagian yang berpengaruh dalam hal ini
adalah roll strip atau rol parut. Rol strip akan menekan gulungan kain sesuai
degan seting adjusting bolt pada spring, hal ini disesuaikan dengan diameter
gulungan kain. Jika penyetelan spring tidak maksimal maka rantai akan longgar
sehingga gulungan akan miring karena tekanan antara kiri dan kanan tidak sama.