Pada industri tekstil kegiatan merawat
mesin masih termasuk departemen produksi, akan tetapi termasuk pada bagian
maintenance. Bagian Maintenance di pimpin oleh kepala departemen produksi
dengan bantuan kepala bagian maintenance. Kegiatan maintenance ini berfungsi
untuk mengurangi kecelakaan kerja, menjaga mesin bekerja dengan lancar,
mengganti bagian rusak mesin dengan yang baru, menambah effisiensi produksi,
memenuhi standar kualitas dan menambah umur mesin.
I. Perawatan dan Pemeliharaan
Maintenance Penunjang Kelancaran Produksi
Suatu perencanaan produksi dapat gagal
apabila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Oleh karena
itu perencanaan perawatan (maintenance) mesin merupakan salah satu kegiatan
penting dalam operasi perusahaan manufaktur.
Dalam upaya mencapai efektivitas
pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara optimum maka kegiatan
maintenance dibagi menjadi 5 kegiatan pokok, yaitu:
1. Mechanical Maintenance (Pemeliharaan Mesin)
2. Electrical Maintenance (Pemeliharaan jaringan Listrik)
3. Instrument Maintenance (Pemeliharaan instrumen)
4. Electrical Power Maintenance (Pemeliharaan Pembangkit listrik)
5. Workshop (Bengkel pemeliharaan)
Tenaga Maintenance
Tenaga perawatan (Maintenance) berfungsi
melaksanakan pekerjaan sebagai berikut
1. Menyelesaikan perbaikan mesin agar kembali berjalan normal
2. Memberikan minyak pelumas
3. Memeriksa keadaan mesin
4. Memperbaiki kerusakan mesin dan fasilitas produksai lainya
5. Mengadakan modifikasi/perubahan terhadap mesin
6. Mengadakan pembongkaran mesin serta melakukan percobaan atas mesin baru
serta melakukan penelitian terhadap pengembangan mesin tersebut.
Dalam melaksanakan kegiatan maintenance
tersebut tiap petugas berpedoman pada:
1. Buku petunjuk mesin
2. Pengalaman atas mesin- mesin terdahulu
3. Informasi dari pabrik pembuat mesin tersebut
Jenis- Jenis Maintenance
Dalam menentutukan kebijaksanaan
maintenance, umumnya terdapat 2 jenis maintenance, seperti berikut:
-
Planned (preventive) maintenance
-
Breakdown (corrective) maintenance
Kegiatan preventive maintenance bertujuan
untuk mengurangi kemunginan mesin cepat rusak, dan kondisi mesin selalu siap
pakai. Caranya adalah sebagai berikut:
a. Regular preventive
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara
memeriksa setiap bagian mesin secara periodik dan berurutan sesuai dengan
schedule
b. Major Overhaul (turun mesin)
Kegiatan Maintenance yang dilaksanakan dengan
mengadakan pembonkaran menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan
penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.
Untuk mempermudah
kegiatan Maintenance didasarkan pada:
-
Maintenance work order atau work order
system (pemeliharaan dengan pesanan)
-
Check list system (sistem daftar
pengecekan)
-
Rencana kerja triwulan
Sistem work order, yaitu kegiatan Maintenance yang
dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagaian produksi atau yang lain.
Check list system merupakan dasar atau schedule yang
telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan
terhadap mesin secara berkala
Rencana kerja kegiatan Maintenance per triwulan yang
dilaksanakan berdasarkan pengalaman- pengalaman atau berdasarkan catatan-
catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat dan diperbaiki.
Work Order atau surat perintah memuat hal berikut:
-
Apa yang dikerjakan
-
Siapa yang bertanggung jawab
-
Alat apa yang dibutuhkan
-
Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan
Maintenance tersebut
Preventive Maintenance bertujuan agar
terjamin hal- hal berikut:
1. Keamanan Mesin dan operator /Tenaga Maintenance
Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah
ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya terperatur, air,
angin dan oli tidak bileh melebihi standar yang seudah ditentukan. Sedangkan
untuk para operator harus menggunakan alat pengaman sesuai standar
2. Kelancaran Mesin
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan
pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala bertujuan agar dapar
menjaga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar.
Untuk setiap mesin yang ada sudah diapasang suatu alat kontrol untuk mengetahui
keadaan minyak pelumas sehingga dapat diketahui kapan minyak pelumas harus
ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan jam kerja mesin atau
hasil analisa minyak di labolatorium.
3. Mutu Produk
Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat
memenuhi standar mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah
mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas
kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan
kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk
mencapai mutu produksi tersebut maka bagian maintenance akan menjaga agar
pabrik tetap dapat beroperasi secara effisien dengan menghindari hambatan
sekecil- kecilnya, sehingga produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada
waktunya (delivery date yang tepat). Untuk setiap mesin dibuat suatu hasil
persentase kerusakan. Misalnya untuk kerusakan produk di bagian finishing
adalah 10% dari 60% yang ditergetkan.
4. Kebersihan Mesin dan Lingkungan sekitar
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak
yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang
berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan pekerja, serta
menciptakan kenyamanan bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan cara
membersihkan komponen mesin serta pengecetan kembali. Pemberian warna putih
kepada tembok bisa menghemat sumber cahaya, sedangkan pemberian warna hijau
muda dan bau- abu pada permukaan mesin akan mengakibatkan mata pekerja tidak
mudah leleah, sehingga mereka betah menatap mesin itu terus menerus selama jam-
jam kerja. Dan pemberian warna kunign pada alat- alat berat karenan menuntut
kehati hatian pengoperasian mesin.
Dalam melaksanakan kegiatan Maintenance, bila perlu
ada penambahan jam kerja. Biasanya dilakukan pada hari libur atau disebut
overtime. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu/ hari libur kerja yaitu
preventive Maintenance yakni kegiatan:
-
Pelumasan/penggantian oli
-
Pengencangan baut
-
Penggantian spare part
-
Pembongkaran serta penelitian mesin
Sedangkan untuk hari- hari biasa, kegiatan yang
dilaksanakan preventive Maintenance dan Breakdown/corrective maintenance dengan
presentase sbb:
-
80% Routing dan breakdown maintenance
-
20% Preventive maintenance
Prosedur Preventive Maintenance
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan
preventive maintenance dibuat suatu jadwal sbb:
1. Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktu dengan
memperhatikan frekuensi kegiatan
2. Menggunakan check list dengan instruksinya, untuk dipakai sebagai
pedoman oleh petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan
pengecekan.
3. Perawatan pencegahan harus dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang
diperbaiki karena kerusakan atau sedang di bongkar (overhaul)
4. Perawatan pencegahan perlu dilakukan menurut jadwal tertentu sehingga
tidak mengganggu jadwal produksi
Contoh pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin
banbury, didasarkan kepada:
1.) Periksa kondisi dan kebocoran dust stop searing
2.) Periksa kebocoran Razcin Hyd. Unkit
3.) Periksa bolt- bolt door top dan latch cyl
4.) Periksa Mc. Cord Lubrication pump
5.) Periksa kebocoran angin pada ram packing, line pipa- pipa angin
6.) Periksa kebocoran pada line pipa pendingin
7.) Batch off mill periksa kondisi mill knife, kebocoran angin
8.) Periksa kondisi roll- roll, pillow block bearing, convbelt, gearbox,
coupling, sprocket, rantai pada: loasing, scale, charging, cross, over
conveyor.
9.) Periksa penborn traverse motor blower,drive chain, steel cable, motor
coupin screw.
Prosedur Breakdown (Corrective) Maintenance
Kegiatan perawatan atas kerusakan mesin
dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian produksi atau bagian lainnya
mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan) produksi.
Biaya- biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan
maintenance
Untuk melaksanakan kegiatan maintenance
membutuhkan biaya seperti biaya spear part (suku cadang), biaya tenaga kerja,
dan material (bahan) lain.
Pengaruh Maintenance terhadap Biaya
Produksi
Untuk mengetahui sampai sejauh mana
hubungan antara maintenance dengan biaya produksi, berikut ini akan dibahas
hubungan antara biaya maintenance dengan biaya produksi. Hubungan tersebut
dapat dibahas dengan analisis regresi dan korelasi.
Untuk keperluan analisis ini seperti dalam
teori statistik, dibutuhkan sua jenis variabel, yaitu sbb:
1. Variabel bebas (independen variabel)
Sebagai variabel yang nilainya akan memengaruhi nilai
Y. Biasanya dilambangkan dengan huruf X.
2. Variabel tak bebas (dependent variabel)
Sebagai variabel yang nilainya akan dipengaruhi oleh
variabel bebasnya. Biasanya dilambangkan dengan huruf Y.
Jika hubungan antara frekuensi pemeliharan mesin (maintenance
cost) dengan biaya produksi misalnya linier maka fungsinya adalah sbb:
Y=a+bXi
Dimana:
Y= Biaya Produksi
Xi= Frekuensi Pemeliharaan
a = konstanta
b =koefisien regresi
Namun bisa saja hubungannya non linier. Seperti halnya
dalam statistik tentang mencari koefisien antara 2 variabel maka di sini pun
dapat dihitung tingkat hubungan total biaya pemeliharaan mesin dengan frekuensi
pemeliharaan atas berbagai alat produksi.
Nah kali ini praktikum Pertenunan II kami melakukan bongkar pasang mesin, yah mirip latian overhaul. Beberapa kali kita salah masang begian bagian pada dobby ini. seperti vertical jack yang ternyata masangnya harus barengan sama hook atas yang harus bareng, yah terpaksa harus dilepas lagi karena hasilnya ga akan sejajar. Kelompok kita di bimbiming oleh pak Amat. Trimakasih sudah sabar mendidik kami selama ini.
No comments:
Post a Comment