Wednesday, October 22, 2014

Overhaul Dobby 2 Silinder

Pada industri tekstil kegiatan merawat mesin masih termasuk departemen produksi, akan tetapi termasuk pada bagian maintenance. Bagian Maintenance di pimpin oleh kepala departemen produksi dengan bantuan kepala bagian maintenance. Kegiatan maintenance ini berfungsi untuk mengurangi kecelakaan kerja, menjaga mesin bekerja dengan lancar, mengganti bagian rusak mesin dengan yang baru, menambah effisiensi produksi, memenuhi standar kualitas dan menambah umur mesin.


I.  Perawatan dan Pemeliharaan
Maintenance Penunjang Kelancaran Produksi
Suatu perencanaan produksi dapat gagal apabila ada bagian mesin yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Oleh karena itu perencanaan perawatan (maintenance) mesin merupakan salah satu kegiatan penting dalam operasi perusahaan manufaktur.
Dalam upaya mencapai efektivitas pemeliharaan mesin dan seluruh fasilitas produksi secara optimum maka kegiatan maintenance dibagi menjadi 5 kegiatan pokok, yaitu:
1.      Mechanical Maintenance (Pemeliharaan Mesin)
2.      Electrical Maintenance (Pemeliharaan jaringan Listrik)
3.      Instrument Maintenance (Pemeliharaan instrumen)
4.      Electrical Power Maintenance (Pemeliharaan Pembangkit listrik)
5.      Workshop (Bengkel pemeliharaan)
Tenaga Maintenance
Tenaga perawatan (Maintenance) berfungsi melaksanakan pekerjaan sebagai berikut
1.      Menyelesaikan perbaikan mesin agar kembali berjalan normal
2.      Memberikan minyak pelumas
3.      Memeriksa keadaan mesin
4.      Memperbaiki kerusakan mesin dan fasilitas produksai lainya
5.      Mengadakan modifikasi/perubahan terhadap mesin
6.      Mengadakan pembongkaran mesin serta melakukan percobaan atas mesin baru serta melakukan penelitian terhadap pengembangan mesin tersebut.
Dalam melaksanakan kegiatan maintenance tersebut tiap petugas berpedoman pada:
1.      Buku petunjuk mesin
2.      Pengalaman atas mesin- mesin terdahulu
3.      Informasi dari pabrik pembuat mesin tersebut

Jenis- Jenis Maintenance
Dalam menentutukan kebijaksanaan maintenance, umumnya terdapat 2 jenis maintenance, seperti berikut:
-          Planned (preventive) maintenance
-          Breakdown (corrective) maintenance
Kegiatan preventive maintenance bertujuan untuk mengurangi kemunginan mesin cepat rusak, dan kondisi mesin selalu siap pakai. Caranya adalah sebagai berikut:
a.       Regular preventive
Kegiatan maintenance yang dilaksanakan dengan cara memeriksa setiap bagian mesin secara periodik dan berurutan sesuai dengan schedule
b.      Major Overhaul (turun mesin)
Kegiatan Maintenance yang dilaksanakan dengan mengadakan pembonkaran menyeluruh dan penelitian terhadap mesin, serta melakukan penggantian suku cadang yang sesuai dengan spesifikasinya.
          Untuk mempermudah kegiatan Maintenance didasarkan pada:
-          Maintenance work order atau work order system (pemeliharaan dengan pesanan)
-          Check list system (sistem daftar pengecekan)
-          Rencana kerja triwulan
Sistem work order, yaitu kegiatan Maintenance yang dilaksanakan berdasarkan pesanan dari bagaian produksi atau yang lain.
Check list system merupakan dasar atau schedule yang telah dibuat untuk melakukan kegiatan maintenance dengan cara pemeriksaan terhadap mesin secara berkala
Rencana kerja kegiatan Maintenance per triwulan yang dilaksanakan berdasarkan pengalaman- pengalaman atau berdasarkan catatan- catatan sejarah mesin, yaitu kapan suatu mesin harus dirawat dan diperbaiki.
Work Order atau surat perintah memuat hal berikut:
-          Apa yang dikerjakan
-          Siapa yang bertanggung jawab
-          Alat apa yang dibutuhkan
-          Waktu yang dibutuhkan untuk kegiatan Maintenance tersebut
Preventive Maintenance bertujuan agar terjamin hal- hal berikut:
1.      Keamanan Mesin dan operator /Tenaga Maintenance
Untuk setiap mesin yang terdapat di dalam pabrik sudah ada ketentuan mengenai karakteristik mesin tersebut. Misalnya terperatur, air, angin dan oli tidak bileh melebihi standar yang seudah ditentukan. Sedangkan untuk para operator harus menggunakan alat pengaman sesuai standar
2.      Kelancaran Mesin
Pemberian minyak pelumas secara teratur dan pemeriksaan mesin serta peralatannya secara berkala bertujuan agar dapar menjaga kelancaran mesin sehingga proses produksi dapat berjalan dengan lancar. Untuk setiap mesin yang ada sudah diapasang suatu alat kontrol untuk mengetahui keadaan minyak pelumas sehingga dapat diketahui kapan minyak pelumas harus ditambah. Penggantian minyak pelumas dilakukan berdasarkan jam kerja mesin atau hasil analisa minyak di labolatorium.
3.      Mutu Produk
Menjaga mutu produk bertujuan untuk selalu dapat memenuhi standar mutu utama dengan menekan tingkat kerusakan produk serendah mungkin. Hal ini dilakukan dengan cara mempertahankan tingkat produktivitas kerja dan memenuhi spesifikasi kerja yang telah ditentukan serta ketelitian dan kecermatan yang didukung oleh tekad dan kemauan kerja yang tinggi. Untuk mencapai mutu produksi tersebut maka bagian maintenance akan menjaga agar pabrik tetap dapat beroperasi secara effisien dengan menghindari hambatan sekecil- kecilnya, sehingga produk dapat diserahkan kepada langganan tepat pada waktunya (delivery date yang tepat). Untuk setiap mesin dibuat suatu hasil persentase kerusakan. Misalnya untuk kerusakan produk di bagian finishing adalah 10% dari 60% yang ditergetkan.
4.      Kebersihan Mesin dan Lingkungan sekitar
Lantai sekitar mesin harus bersih dari lumuran minyak yang berlebihan pada waktu melaksanakan pelumasan serta bebas dari sampah yang berserakan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kecelakaan pekerja, serta menciptakan kenyamanan bekerja. Sedangkan kebersihan mesin dijaga dengan cara membersihkan komponen mesin serta pengecetan kembali. Pemberian warna putih kepada tembok bisa menghemat sumber cahaya, sedangkan pemberian warna hijau muda dan bau- abu pada permukaan mesin akan mengakibatkan mata pekerja tidak mudah leleah, sehingga mereka betah menatap mesin itu terus menerus selama jam- jam kerja. Dan pemberian warna kunign pada alat- alat berat karenan menuntut kehati hatian pengoperasian mesin.

Dalam melaksanakan kegiatan Maintenance, bila perlu ada penambahan jam kerja. Biasanya dilakukan pada hari libur atau disebut overtime. Kegiatan yang dilaksanakan pada hari minggu/ hari libur kerja yaitu preventive Maintenance yakni kegiatan:
-          Pelumasan/penggantian oli
-          Pengencangan baut
-          Penggantian spare part
-          Pembongkaran serta penelitian mesin
Sedangkan untuk hari- hari biasa, kegiatan yang dilaksanakan preventive Maintenance dan Breakdown/corrective maintenance dengan presentase sbb:
-          80% Routing dan breakdown maintenance
-          20% Preventive maintenance
Prosedur Preventive Maintenance
Untuk memudahkan pelaksanaan kegiatan preventive maintenance dibuat suatu jadwal sbb:
1.      Mendistribusikan kegiatan secara merata dalam skala waktu dengan memperhatikan frekuensi kegiatan
2.      Menggunakan check list dengan instruksinya, untuk dipakai sebagai pedoman oleh petugas maintenance, serta untuk keseragaman pelaksanaan pengecekan.
3.      Perawatan pencegahan harus dilakukan tepat waktu, kecuali mesin sedang diperbaiki karena kerusakan atau sedang di bongkar (overhaul)
4.      Perawatan pencegahan perlu dilakukan menurut jadwal tertentu sehingga tidak mengganggu jadwal produksi
Contoh pencegahan (preventive maintenance) untuk mesin banbury, didasarkan kepada:
1.)    Periksa kondisi dan kebocoran dust stop searing
2.)    Periksa kebocoran Razcin Hyd. Unkit
3.)    Periksa bolt- bolt door top dan latch cyl
4.)    Periksa Mc. Cord Lubrication pump
5.)    Periksa kebocoran angin pada ram packing, line pipa- pipa angin
6.)    Periksa kebocoran pada line pipa pendingin
7.)    Batch off mill periksa kondisi mill knife, kebocoran angin
8.)    Periksa kondisi roll- roll, pillow block bearing, convbelt, gearbox, coupling, sprocket, rantai pada: loasing, scale, charging, cross, over conveyor.
9.)    Periksa penborn traverse motor blower,drive chain, steel cable, motor coupin screw.
Prosedur Breakdown (Corrective) Maintenance
Kegiatan perawatan atas kerusakan mesin dilaksanakan atas dasar pesanan dari bagian produksi atau bagian lainnya mengenai kerusakan umum atau mendadak dari fasilitas (peralatan) produksi.
Biaya- biaya yang dibutuhkan untuk kegiatan maintenance
Untuk melaksanakan kegiatan maintenance membutuhkan biaya seperti biaya spear part (suku cadang), biaya tenaga kerja, dan material (bahan) lain.
Pengaruh Maintenance terhadap Biaya Produksi
Untuk mengetahui sampai sejauh mana hubungan antara maintenance dengan biaya produksi, berikut ini akan dibahas hubungan antara biaya maintenance dengan biaya produksi. Hubungan tersebut dapat dibahas dengan analisis regresi dan korelasi.
Untuk keperluan analisis ini seperti dalam teori statistik, dibutuhkan sua jenis variabel, yaitu sbb:
1.      Variabel bebas (independen variabel)
Sebagai variabel yang nilainya akan memengaruhi nilai Y. Biasanya dilambangkan dengan huruf X.
2.      Variabel tak bebas (dependent variabel)
Sebagai variabel yang nilainya akan dipengaruhi oleh variabel bebasnya. Biasanya dilambangkan dengan huruf Y.
Jika hubungan antara frekuensi pemeliharan mesin (maintenance cost) dengan biaya produksi misalnya linier maka fungsinya adalah sbb:
Y=a+bXi
Dimana:
Y= Biaya Produksi
Xi= Frekuensi Pemeliharaan
a = konstanta
b =koefisien regresi

Namun bisa saja hubungannya non linier. Seperti halnya dalam statistik tentang mencari koefisien antara 2 variabel maka di sini pun dapat dihitung tingkat hubungan total biaya pemeliharaan mesin dengan frekuensi pemeliharaan atas berbagai alat produksi.
 

 Nah kali ini praktikum Pertenunan II kami melakukan bongkar pasang mesin, yah mirip latian overhaul. Beberapa kali kita salah masang begian bagian pada dobby ini. seperti vertical jack yang ternyata masangnya harus barengan sama hook atas yang harus bareng, yah terpaksa harus dilepas lagi karena hasilnya ga akan sejajar. Kelompok kita di bimbiming oleh pak Amat. Trimakasih sudah sabar mendidik kami selama ini.







No comments:

Post a Comment