Hari ini jam 16.30 departemen kaderisasi
mengadakan Tatsqif I (Tsaqofah Islamiah) dengan Judul Keutamaan
Dakwah dengan pembicara Dosen Matakuliah Agama TT yaitu bapak Fardan. Acara
pembukaan diawali dengan membaca surat An Nahl ayat 16 satu per satu lalu
dilanjutkan ke dalam materi. Bagian yang menarik disini adalah mengenai Ayah
yang mengajak anaknya dan anak yang mengajak ayahnya untuk berada di jalan
Allah.
Pak Fardan memeberikan contoh kisah nabi Nuh dan nabi
Ibrahim. Dalam Kasus nabi Nuh sebagai seorang Ayah ia mengajak putranya untuk
menaiki kapal karena akan terjadi banjir yang sangat dasyat di daerah itu.
sedangkan anaknya yang bernama Kan'an tidak mau mengikuti ayahnya, dengan
percaya diri ia naik ke dataran tinggi agar tidak terkena banjir bandang. akan
tetapi banjir itu terlalu dasyat sehingga sampai ke dataran tinggi. Kan'an
meninggal dengan keadaan bukan islam.
Sebagai seorang ayah pasti merasakan kasih sayang
terhadap anaknya. Ingin yang terbaik untuk anaknya. kita bisa merasakan
bagaimana terlukanya hati seorang ayah yang ditinggalkan oleh anaknya sendiri.
yang selanjutnya kisah nabi Ibrahim yang memiliki ayah
bernama Azaar yang berkerja sebagai pemahat patung. suatu ketika Raja pada
zaman itu yang bernama Namrud memesan beberapa patung untuk dijadikan
sesembahan rakyat. Ketika itu nabi ibrahim merasa heran kenapa ia harus
menyembah patung yang dibuat oleh ayahnya sendiri, kenapa tidak ayahnya saja
yang disembah, karena ia adalah orang yang membuat patung. Singkat cerita Nabi
ibrahim telah diangkat sebagai nabi dan menyebarkan islam terutama kepada
ayahnya sendiri.
Wahai bapakku, mengapa kamu menyembah sesuatu yang
tidak dapat mendengar, tidak melihat dan tidak dapat menolong kamu sedikit pun?
Wahai bapakku, sesungguhnya telah datang kepadaku sebagian ilmu pengetahuan
yang tidak datang kepadamu, maka ikutilah aku, niscaya aku akan menunjukkan
kepadamu jalan yang lurus. Wahai bapakku, janganlah kamu menyembah setan,
sesungguhnya setan itu durhaka kepada Tuhan Yang Maha Pemurah. Wahai bapakku,
sesungguhnya aku khawatir bahwa kamu akan ditimpa azab dan Tuhan Yang Maha
Pemurah, maka kamu menjadi kawan bagi setan.'" (QS. Maryam: 42-45)
Akan tetapi tidak berhasil. ayahnya masih tetap
dalam keadaan kafir.
Sebagai seorang anak, tentu ingin orang tuanya ikut
merasakan kenikmatan dalam manisnya islam. Bersama- sama berjuang di jalan
Allah, karena ridha Allah tergantung pada orang tuanya.
Dari kedua cerita ini allah memberikan jawaban bahwa
mereka bukanlah keluargamu. Dalil Naqli:
Pertama:
"Kenapa anaknya (kan'an) ikut dihancurkan padahal dia adalah bagian
dari keluargaku, dan Engkau sendiri berjanji akan menyelamatkan keluargaku dan
menenggelamkan kaumku." (QS. Hûd ayat 45).
Kemudian Allah memberikan jawaban: "bahwa dia (Kan'an) bukan termasuk keluargamu yang dijanjikan akan diselamatkan, karena dia tidak shalih dan beriman kepada Allah. Padahal yang akan diselamatkan dari banjir besar adalah mereka-mereka yang beriman kepada Allah.(Hûd ayat 46).
Ya Tuhanku,
sungguh aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui
hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampunan serta tidak menaruh
belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk golongan orang-orang yang
merugi." (QS. Hûd: 47).
Kemudian Allah mengabulkan doanya. (QS. Hûd ayat 48).
Kedua:
"Dan
permintaan ampun dari Ibrahim (kepada Allah) untuk bapaknya, tidak lain
hanyalah karena suatu janji yang telah diikrarkannya kepada bapaknya itu. Maka
tatkala jelas bagi Ibrahim bahwa bapaknya itu adalah musuh Allah, maka Ibrahim
berlepas diri darinya. Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang yang sangat
lembut hatinya lagi penyantun. " (QS. at-Taubah: 114)